REVIEW FILM: Hangout (2016)

by - Desember 25, 2016



Dari perkembangan film Indonesia yang bisa dirasakan sekarang ini, maka seorang 'Stand Up Comedy' sekaligus merangkap sebagai sutradara, Raditya Dika, juga tak ingin ketinggalan dalam mengembangkan ide film yang lebih baru dan tentunya lebih 'fresh', agar para penonton di Indonesia tidak bosan untuk bisa mencicipi lebih banyak variasi film yang ada. Dari film-filmnya yang dulunya hanya berkutat tentang tema komedi 'Patah Hati', seperti film terakhirnya, Koala Kumal. Dengan alih-alih sebuah eksperimen, ia mencoba mengeluarkan sebuah ide yang belum pernah ia lakukan, sebuah tema comedy-thriller berjudul Hangout.

Membawa beberapa artis dan aktor, baik mereka yang sudah senior maupun yang masih junior. Seperti Mathias Muchus, Surya Saputra, Titi Kamal, Gading Marten, Prilly Latuconsina, Dinda Kanya Dewi, Bayu Skak, Soleh Solihun, dan Raditya Dika sendiri. Bisa dilihat di trailernya, antara kekonyolan, keseruan, dialog-dialog absurd dan juga beberapa adegan horor seperti adegan Mathias Muchus yang mati keracunan. Tentu ini sebuah penawaran dari Raditya Dika yang tak boleh dilewatkan begitu saja. jadi, sebelum saya menonton film ini saya sudah menyiapkan ekspetasi saya, mau se-klise dan sekonyol apapun cerita yang ada, yang terpenting adalah seberapa banyak Saya bisa tertawa terkentut-kentut dengan apa yang sudah disiapkan oleh film ini.

Dengan menggunakan lakon dan nama asli mereka, Raditya Dika merupakan seorang aktor film laga, mendapatkan sebuah undangan HANGOUT misterius dari seseorang yang tidak dikenal. Undangan tersebut berisi tawaran kunjungan ke sebuah rumah di pulau pribadi. Ketika sampai disana, ternyata Raditya Dika tidak sendirian, beberapa public figure seperti Mathias Muchus, Surya Saputra, Titi Kamal, Gading Marten, Prilly Latuconsina, Dinda Kanya Dewi, Bayu Skak dan Soleh Solihun turut mendapat undangan yang sama. Saat mendatangi pulau tersebut ternyata rumah tersebut kosong, hingga malam menjelang, mereka menemukan makanan dingin yang sudah disiapkan di meja. Tanpa menyadari bahaya membuat Mathias Muchus teracuni dan mati seketika oleh makanan itu. Ketakutan setengah mati dengan apa yang terjadi, kedelapan dari mereka baru tersadar bahwa mereka dijebak di pulau untuk dibunuh satu-persatu.

Bagaikan mencicipi buah asam yang masih mentah, Hangout seperti film yang disajikan setengah jadi. Permasalahan yang sering terjadi pada film-film Indonesia, ketika alur cerita tidak masuk akal dan kurang logis. Apa yang ada dalam film Hangout seperti dipaksa terjadi, apalagi bagaimana mungkin mereka terisolasi di pulau kecil tersebut tanpa berbuat apa-apa, contohnya apa mereka tidak memanfaatkan ponsel dan sinyal yang ada? Atau Saat Raditya dkk di malam harinya mencoba keluar dari pulau, tapi menjelang siang, mereka seolah lupa dengan rencana itu? Seharusnya ketakutan dan keanehan dipulau itu sudah cukup memberi alasan kuat bagi mereka untuk pergi dari situ. Hal kecil yang begitu dilupakan Raditya, ternyata berdampak pada alur cerita yang 'Unreasonable'. Masalah lain juga terjadi pada bagian akhir twist yang sebetulnya cukup unpredictable, tapi harus terperosok jatuh saat motif utama Hangout yang kelewat simple, tampak tak masuk akal, dan absurd.

Meski begitu, tidak mungkin penggemar setia Raditya Dika, rela antri tiket demi menonton film Hangout jika komedinya tidak lucu. Tentu, karena base seorang Stand Up komedian dan penulis cerita yang handal, membuat orang suka dengan komedi yang dibawakan Dika, terutama karena konyol, lucu dan satire. Disini kita bahkan menemukan beberapa public figure asli beserta sindiran-sindiran komedinya yang cukup sensitif dan memancing tawa.

Hal pertama datang dari Raditya sendiri yang juga menyindir soal dilema percintaan, akting, dan film-film lawasnya, seolah film ini pun dibuat dengan alasan untuk pengembangan ide yang lebih baik dari dirinya. Prilly dan Titi Kamal juga mendapat hal serupa, yang juga tak jarang menyindir soal film-film mereka yang dulu pernah membuat mereka populer, seperti GGS dan AADC. Gading Marten, sindiran tentang artis yang terkenal karena popularitas anggota keluarganya. Dinda Kanya, cewek paling jorok yang suka menggaruk-garuk ketiaknya, sindiran tentang seorang public figure yang selalu tampak sempurna didepan kamera. Bayu Skak, youtuber somplak, yang selalu up to date menceritakan selak beluk kehidupannya ke internet. Mathias Muchus, sebagai aktor senior diantara mereka. Surya Saputra, yang paling penakut yang tiba-tiba gila dan ga jelas aktingnya. Dan terakhir, Soleh Solihun, yang menurut Saya dengan dialog-dialog jerk dan konyolnya, paling sukses memberi kebodohan dan keabsurdan, ketika ia juga sama-sama membuat saya mules tertawa di Shy Shy Cat.

Setiap aktor dan artis sebetulnya kebagian adegan untuk melucu dan konyol dengan cara mereka masing-masing. Sayangnya, untuk membuat tertawa, Raditya tidak membuat konsistensi yang kurang terkonsep dengan baik. Komedinya meluncur bagaikan lawakan yang beberapa kali tepat sasaran dan sisanya kurang menggigit. Ditambah, dialog-dialog yang kadang jauh lebih cocok untuk dijadikan joke panggung stand up comedy. Membuat Saya kadang tertawa lepas, lalu nyengir, kemudian hening.

Hangout adalah jenis komedi satir dengan kandungan joke-joke kotor dan jorok yang banyak menyinggung masalah pendidikan dan latar belakang pertelevisian lokal dan public figure yang kita miliki. Tapi, daripada itu Hangout bukanlah sebuah comedy-trhiller yang betul-betul terasa sedap. Jika hanya bermodalkan komedi yang lucu, ini bukanlah film yang sepenuhnya menghibur. Cerita yang kurang logis dan tidak terkonsep sudah menjadi modal untuk tidak berharap lebih. Tapi, jika memang mencari hiburan kocak tak berakal, Hangout bisa jadi pilihan. Karena ini masih film Raditya Dika yang merupakan sebuah eksperimen coba-coba, berani dan baru yang cukup mendapat apresiasi.

You May Also Like

4 Comments

  1. Setuju sama reviewnya. Kurang masuk akal dan agak dipaksa, hehe. Jadi serba tanggung, lucu kurang lucu, serem tapi gak serem2 amat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. yoi....
      tapi, setidaknya si Dika mencoba sesuatu yg baru...
      yg bikin orang banyak penasaran sama filmnnya..
      termasuk saya... :LOL

      Hapus
  2. Kok temanya mirip (banget) sama mini series And Then There Were None ya? Hmm.. Belom nonton sih, sempet streaming dan skip skip , I couldn't stand it. Lol. Apalagi baca review yg sebagian besar kurang memuaskan.. Makin ragu buat nonton

    BalasHapus
  3. Kok temanya mirip (banget) sama mini series And Then There Were None ya? Hmm.. Belom nonton sih, sempet streaming dan skip skip , I couldn't stand it. Lol. Apalagi baca review yg sebagian besar kurang memuaskan.. Makin ragu buat nonton

    BalasHapus