REVIEW FILM: Trolls (2016)

by - November 03, 2016



Karakter di film troll ini merupakan hasil kreasi dari sebuah boneka troll yang dibuat oleh penebang kayu bernama Thomas Dam, tahun 1958. Kemudian oleh Dreamworks Animation memasukkan boneka-boneka tersebut kedalam animasi petualangan penuh warna. Troll digambarkan sebagai makhluk kecil berukuran bola tenis dengan berbagai bentuk, warna dan juga memiliki sifat yang selalu bahagia. Hobi mereka adalah bernyanyi, bermain musik, dan berpelukkan setiap hari. Tapi, kehidupan yang penuh keceriaan itu terancam dengan kedatangan bargen, makhluk raksasa berwarna suram dan tidak bahagia. Agar bargen bahagia maka satu-satunya cara adalah memakan para trolls. Dan akhirnya para trolls dikurung dalam sebuah pohon di tengah kota bargen dan setiap datangnya sebuah perayaan dipilih satu dari mereka untuk dimakan.

Hari besarpun tiba bagi kaum bargen, seorang raja mengangkat anaknya sebagai raja baru di kota. Untuk merayakan hari istimewa itu maka raja pun mengizinkan anaknya memilih salah satu troll terbaik untuk dimakan. Tapi, sayangnya dihari itu jugalah para trolls telah berencana kabur dan berhasil melepaskan diri dari mangsa kaum bargen selama ini. 20 Tahun berlalu, merasa hidup dalam damai dan bahagia, mereka kembali berpesta dan melakukan hobi lama mereka, yaitu bernyanyi dan saling berpelukan satu sama lain. Tapi, salah satu bager yang diusir dari kota menyadari tempat persembunyian para trolls dan mengambil beberapa dari mereka untuk dibawa kembali ke kota. Untuk menyelamatkan para trolls yang diambil, dua dari trolls yaitu ratu para trolls, Poppy (Anna Kendrick) dan si menyebalkan Branch (Justin Timberlake) yang harus menyelamatkan teman-teman mereka kembali dengan selamat.

Buat Saya animasi keluaran Dreamworks itu nomor dua setelah Disney. Bukan karena kualitasnya yang jelek, bahkan buat Saya pribadi Dreamworks juga sanggup mengeluarkan animasi-animasi pamungkasnya seperti Shrek, How to Train Your Dragon 1 & 2, Madagascar, ataupun ketiga seri Kung-fu Panda-nya. Namun karena sisanya yang terlalu kurang terjamin kualitasnya. Seperti Turbo, Puss in Boots, Croods, Antz, dan masih banyak lagi yang lain. Kalian tidak setuju? Justru yang kalian harus lihat adalah Dreamworks kalah jauh dibanding Disney yang setiap tahun menelurkan setidaknya 2 atau 3 animasi yang bahkan begitu banyak mendapat pujian kritikus dan menembus rating rottentomatoes diatas 90%. Dan pertanyaannya apakah nasib Trolls termasuk diantara film-film kurang berkualitas Dreamworks lainnya? Hmmm... Jawabannya hampir saja. Karena Trolls tak sepenuhnya jelek tapi juga tak sepenuhnya bagus.

Trolls adalah refleksi sebuah kesenangan dan kegembiraan. Mencoba membawa kita terpengaruh lewat caranya mengeksplorasi warna, bentuk aneh dan lucu para makhluk trolls. Ditambah hentakkan beat musik yang menggebuk sebagai backsound yang mengiringi pergerakkan animasi, terutama lagu yang dinyanyikan oleh Justin Timberlake 'Can't Stop The Feeling' yang punya rasa yang terdengar ramai  dan gurih untuk didengarkan. Suasana bright itulah yang diciptakan Trolls hampir di sepanjang film ini. Gubahan naskah cerita Jonathan Aibel dan Glenn Berger pun mampu di eksekusi dengan baik oleh Walt Dohrn dan Mike Mitchell, dengan cerita dan animasi yang buat setiap orang mungkin merasa Oriented to Children Audience, namun ia dibangun basic cerita yang lebih seru dan menantang.

Penggarapan animasinya pun terasa menghipnotis. Bukan saja elemen warna-warninya yang seperti gulali yang melayang-layang. Kemunculan bargen sebagai kaum penindas, elemen gelap dan suram memberi sebuah perpaduan yang lebih kaya antara gulali manis dan kentang busuk. Tidak hanya itu, Walt Dohrn dan Mike Mitchell yang menghasilkan sebuah dunia unik dan aneh tanpa adanya campur tangan manusia, tidak hanya tentang dunia kecil trolls dan bargen tapi ketika Poppy dan Branch mengeksplorasi dunia yang terasa imajinatif walau tampak sedikit ditampilkan tapi terasa efektif.

Unsur komedinya pun berhasil dirangkap memberi penonton sebuah tawa manis, meski datang dari atmosfer yang terasa childish. Hal ini juga turut disertai karakter kontras antara Poppy yang optimistic disandingkan dengan Branch yang gloomy, memberikan kombinasi yang terasa lucu, attractive, dan enjoyable. Dan juga kedatangan tamu tak diundang Cloud Guy ketika high five scene antara dia dan Branch yang terasa sangat fun. Kembali pada bagian musik dan backsound, Trolls punya opsi untuk menarik penonton dengan sing and music. Terlihat dari bagian pengisi suara yang dipakai seperti Anna Kendrick, Justin Timberlake, Zooey Deschanel, Russell Brand, bahkan Gwen Stefani pun ikut menyumbangkan suaranya, memang diakui mereka semua punya suara yang merdu. Daftar-daftar itu telah memperlihatkan upaya besar untuk menggiring penonton tidak hanya menjual visual namun juga auditori audience. Penggantian dubber yang awalnya Jason Schwartzman and Chloë Grace Moretz sudah membuktikan semuanya. Memang penggunaan tema musik pada film bisa memberikan dampak positif namun tidak disangkal juga bisa memberikan dampak negatif.

Jika positifnya mungkin Anda sudah membacanya dari tulisan di atas, sebaliknya negatifnya adalah efek pada cerita yang semakin tertutup. Jonathan dan Glenn pun punya sequence story yang bagus. Tapi, ia kian meredup ketika berada pada klimaks dan ending yang terasa forgettable. Ia terasa terlalu banyak bersenang-senang dan seperti jatuh dari tempat yang tinggi, trolls yang sudah memberi cerita petualangan yang lumayan asyik diikuti berhasil menutupi semua elemen childish-nya namun kemudian ia seperti terpeleset jatuh di akhir. Memberi kesenangan yang selama ini terbangun menjadi kurang lovable.

Trolls memang sudah menghasilkan sebuah upaya besar dengan mengandalkan musik sebagai pengiring hidangan utama. Walau terasa childish dan porsi utamanya memang untuk menarik kalangan anak-anak untuk menyukai tidak saja animasinya, tapi juga mendulang pundi-pundi penjualan merchandise dan promosi lagu. Tapi, sisi baiknya trolls adalah petualangan yang menarik dengan warna-warni riangnya, mengundang tawa dengan rasa manisnya, musik yang terasa enjoyable dan pengisi suara yang suaranya terasa enak di dengar. Ia adalah sebuah hidangan yang cocok ditonton bersama keluarga.

You May Also Like

0 Comments