REVIEW FILM: Manchester by the Sea (2016)

by - Februari 22, 2017



Entah apa yang membuat film drama berjudul Manchester by the Sea ini menjadi salah satu film drama paling fenomenal tahun lalu, sehingga banyak sekali orang bahkan kritikus memuji-muji film karya Kenneth Lonergan sebagai sutradara sekaligus penulis naskah menjadi salah satu film terbaik tahun 2016. Mungkin memang Lonergan bukan sutradara yang punya sederet daftar filmography, but anyway, setelah menonton film ini saya pun tersadar dan akhirnya pun sama-sama mengakui Manchaster by the Sea sebagai salah satu drama terbaik dan juga drama melancholic yang penuh dengan letupan emosi luar biasa yang membuat saya sendiri merasakan kepahitan dan penderitaan atas tragedi yang pernah terjadi di masa lalu.

Tapi sebetulnya yang menjadi sorotan dan kehebatan film ini bukanlah dari cerita ataupun film itu sendiri, melainkan kehebatan dan performa akting luar biasa dari adik kandung Ben Affleck, Casey Affleck yang menjadi salah satu kunci sukses film ini menjadi sebuah film depresif dan menghanyutkan, yang benar-benar mengunci perhatian saya pada kemampuan akting Casey yang betul-betul diluar dugaan, yang sudah tidak bisa dibandingkan lagi dengan kakaknya, Ben di film Argo sekalipun. Meskipun film ini rencananya akan diperankan oleh Matt Damon juga sebagai sutradara dan penulis naskah, tapi karena terkendala Matt Damon yang lebih dulu ikut bermain di film The Martian, akhirnya memilih Casey sebagai pengganti Matt betul-betul menjadi pilihan yang paling tepat.

Sejak awal film ini saya sudah dihanyutkan oleh tatapan dingin dan kosong dari Casey Affleck yang berperan sebagai seorang tukang ledeng bernama Lee Chandler, antara sifatnya yang terkesan dingin, kaku, pendiam tapi tiba-tiba emosional dan kasar. Membuat saya sedari awal sudah dijejali ketegangan psikologis yang terus menghantui dan mengganggu hanya dengan melihat kesan aneh dan tatapan tajam mata Casey Affleck. Sejujurnya, akting Casey disini cukup sederhana, ia hampir jarang berbicara dan berdialog, mungkin hanya sepatah dua patah kata saja, bahkan kalau mau dikata adegan kasar dan dialog-dialognya biasa saja, tapi yang betul-betul dinilai disini adalah kelas aktingnya yang luar biasa, Casey cukup berbicara dengan gestur dan mimik wajahnya, bahkan kecanggungan beberapa kerabat dan orang-orang yang berbicara dengannya, membuat saya merasakan aura psikologis yang depresif dan aneh.

Selain itu untuk segi cerita film ini, mungkin saya sedikit tertipu dengan poster film ini yang sengaja memasang Affleck dan Michelle Williams sebagai ex-wife, Randi Chandler yang terlihat sedang berbicara di pinggir pantai, ya mungkin tidak sepenuhnya bohong, jika melihat konflik utama film ini sebetulnya datang dari masa lalu mereka, karena hampir separuh film ini akan menceritakan tentang hubungan dan kedekatan antara Lee dan anak asuhnya, Patrick (Lucas Hedges), anak dari kakak kandung Lee, Joe Chandler (Kyle Chandler) yang baru saja meninggal karena penyakit langka yang berwasiat padanya untuk menjadi wali anaknya jika dia mati. Manchester by the Sea ini adalah sebuah film yang menceritakan sekelumit komplikasi masalah hidup yang dihadapi Lee, yang membebankan dirinya pada bercampurnya masalah hidup yang ia jalani sekarang dan juga beban masa lalu yang membuatnya kembali mengenang masa lalu yang telah membuat kehidupannya berubah drastis.

Dengan cerita flashback dan alur maju-mundur, dari kehidupan Lee sekarang dan kehidupannya di masa lalu bersama Randi dan anak-anaknya. Yang saya suka disini adalah bagaimana setiap problematika yang dihadapi oleh Lee mampu dicampur adukkan dengan setiap emosi yang ada, tidak hanya tentang sebuah kemurungan, kesedihan, amarah, dan penyesalan yang dalam dari diri seorang Lee. Tapi juga kesedihan dan rasa kehilangan orang-orang yang berharga baik dari persepektif Patrick yang baru saja kehilangan seorang ayah yang disayanginya maupun konflik-konflik yang terjalin dari orang-orang yang terkait dalam kehidupan dan masa lalu Lee.

Terasa bagaikan sebuah pukulan kuat, materi tentang drama melankolis dan begitu dingin sangat menyayat hati dan emosi. Semua terjaga kuat, bahkan saat Lonergan beberapa kali menyelipkan unsur mischief dan farce yang sedikit memberi senyuman dari tingkah Lee dan Patrick, tetap jika melihat aura yang sudah dimainkan Casey film ini kembali terasa dingin dan kelam. Ya, film ini memang tidak bisa melepaskan kekaguman saya tentang performa akting Casey disini yang telah membangun film ini dari awal hingga akhir dengan sangat baik, dengan mendapatkan nominasi Oscar sebagai Best Actor in a leading role, meski dikecam oleh beberapa pihak karena masalah pelecehan seksual, yang membuat posisinya mendapatkan piala terancam. Tapi, saya tetap tidak bisa mengabaikan akting berkelasnya, jika memisahkan masalah moral yang terjadi di kehidupan nyata sang adik Ben Affleck ini dengan seni akting.

Well, Manchester by the Sea adalah sebuah film yang terasa dingin, panas dan hangat bersamaan dengan tragedi masa lalu yang kembali hadir dalam persoalan di masa sekarang yang membebani sekaligus mengguncang batin dan emosi secara campur aduk, yang diperankan dengan sangat mengagumkan oleh Casey Affleck, dan juga beberapa aktor dan artis lain yang cukup bermain solid seperti Lucas Hedges dan Michelle Williams yang juga sama-sama mendapatkan nominasi Oscar dipagelaran tahun 2017. Juga music scoring melirih dari permainan solo biola yang musiknya ditangani oleh Lesley Barber cukup memberikan sebuah letupan ironi cerita yang membantunya menjadi drama melirih.

You May Also Like

0 Comments