REVIEW FILM: Arrival (2016)

by - Januari 12, 2017



Jika ada sebuah film yang menampilkan penampakan pesawat luar angkasa yang besar, melayang di atas permukaan bumi, sudah pasti adegan berikutnya pesawat tersebut melakukan sebuah serangan dadakan tanpa peringatan dan menghancur leburkan kota-kota yang disinggahinya tanpa belas kasih. Tapi, film "Arrival" karya Denis Villeneuve ("Prisoner", "Sicario") akan terasa berbeda dari film-film klise semacam itu. Mungkin kurang lebih seperti Neill Blomkamp yang juga mengeksposisi kisah kedatangan alien dengan sudut pandang berbeda di "District 9". Ya, tidak ada pertempuran besar melibatkan tank, pesawat, senjata misil ataupun rudal, justru film yang diadaptasi dari short-story karangan Ted Chiang, berjudul "Story of Your Life"  melakukan sebuah transisi cerdas dan manusiawi antara manusia dengan alien yang dijuluki (heptapod) melalui cara komunikasi bahasa (language) dua arah.

Mungkin kedatangan alien tetap saja menjadi momok menakutkan dan tentu menjadi ancaman besar bagi bumi dan seluruh umat manusia, bagaimana sebuah benda asing dari luar atmosfer bumi tiba-tiba datang dengan sangat misterius. Meski kedatangan mereka ke bumi tidak dalam bentuk ancaman, namun untuk mengetahui misi dan rencana sebenarnya para heptapod itu ke bumi, maka Louise Banks (Amy Adams) salah seorang profesor yang ahli dalam penerjemah bahasa (linguist), dimintai bantuan oleh seorang kolonel tentara bernama Weber (Forest Whitaker) yang untuk menerjemahkan bahasa heptapod guna mendapatkan informasi dari mereka melalui kontak komunikasi secara langsung.

Bersama dengan para regu penyidik yang Louise pimpin termasuk salah seorang fisikawan teoritis bernama Ian Donnelly (Jeremy Renner), mereka kemudian dikirim langsung ke dalam pesawat alien. Dalam sebuah ruangan yang cukup luas di bagian kapal alien, Louise dan regu akhirnya bertatap muka dengan dua heptapod yang di separasi oleh sebuah dinding berbentuk kaca. Nah, saat memasuki paruh inilah Saya mulai merasakan sebuah perbedaan besar yang dilakukan oleh Villeneuve dalam merangkai cerita yang amat jenius dan butuh sebuah analisa, bagaimana ia menata konsep bahasa dan linguistik yang dimiliki oleh alien tersebut, yang tentu saja betul-betul berbeda dengan pemahaman dan pandangan manusia selama ini.

Seperti saat Ian mengemukakan tentang teori Saphir-Whorf, bagaimana sebuah bahasa dapat mempengaruhi pikiran seseorang. Dari sebuah gagasan ide yang dimiliki Villeneuve, kemudian ia memberikan teori observasi dan analisa khusus dari sebuah materi bahasa yang benar-benar asing dan tentu saja fiktif (tidak nyata). Kita di ajak menganalisa dan mengetahui pola-pola dasar yang dipelajari oleh Louise, seperti tulisan alien yang circle yang dibuat dari semburan tinta yang berasal dari tangan alien dan juga bahwasanya bahasa yang dimiliki oleh alien tersebut tidak terpaut oleh waktu (non-linear). Disinilah Saya mengakui kejeniusan Villeneuve menjabarkan teori-teori tak baku tentang bahasa dann sains, kita diajak mengenali sesuatu yang asing tapi dengan mudah kita menyimak dan mengikuti apa yang disajikan oleh film ini. Sama ketika Christopher Nolan menggagaskan ide 5 dimensinya di film "Interstellar", meskipun buat saya ide cerita Arrival jauh lebih bisa diterima dan lebih mudah dimengerti.

Selain menyisipkan ideologi bahasa alien yang begitu cerdas, permainan cerita Arrival pun membentuk sebuah puzzle dan twist yang cerdas. Dengan naskah gubahan Eric Heisserer ("Final Destination", "Lights Out"), kita tidak bisa menebak dengan mudah apa yang diinginkan oleh para alien heptapod tersebut. Apakah kehadiran mereka sebagai scientist ataukah hanya sebagai tourist? Dengan suasana dalam ruangan pesawat alien yang begitu mencekam, misterius dan asing, apalagi gubahan sound effect dan scoring music Jóhann Jóhannsson membuat sebuah kick atmosfer yang membuat bulu kuduk merinding. Lalu, alur maju-mundur dari problematika Louise beserta kenangan anaknya memberikan dramatisir cerita yang terasa kuat akan sosok Louise, apalagi saya sangat mengakui akting Amy Adams yang cukup depresif dan bagus di film ini.

Secara global, film ini pun cukup berhasil membawa isu tentang perang, propoganda, bentrokkan dan juga beda prinsip yang dipegang tiap-tiap negara menyangkut kedatangan alien tersebut, meski memang tak benar-benar menyeluruh dan malah film ini hanya berkutat dalam satu tempat saja, tapi bagaimana tangkasnya Villeneuve menyeret tragedi besar ini menjadi peristiwa non-minoritas. Membuat situasi yang terasa chaotic, ada konflik bahkan ketika semua orang mulai meragukan kehadiran alien tersebut, satu-satunya yang masih berpikiran positif dan masih mempertanyakan kehadiran sebenarnya heptapod tersebut hanyalah Louise.

Well, "Arrival" adalah sebuah film sci-fi luar biasa jenius yang berhasil mempertemukan antara ilmu sains dan ilmu bahasa (linguistik). Meski bukanlah sebuah film yang akan dipenuhi visual effect menggelegar atau perang invasi skala besar, tapi cinematography arahan Bradford Young ini juga mampu tampil misterius dan megah, dengan alur cerita yang punya narasi kompleks dan drama kehidupan yang lebih manusiawi. Meski film ini akan memenuhi segudang pertanyaan menggelitik, apalagi soal waktu yang dijelaskan oleh film ini tampak sulit untuk di relevansi, tapi bagian inilah yang membuat Arrival tidak langsung mudah dilupakan begitu saja, karena film ini akan membuat siapapun tertarik untuk kembali menyusun kepingan puzzle tersebut, dan saat berhasil menyelesaikannya maka siapapun mereka akan mendapatkan sesuatu yang terasa memuaskan dan sangat menakjubkan.

*SPOILER*

Pasti ada yang masih kebingungan perihal twist yang dihadirkan oleh "Arrival" di film ini, saya akan menjelaskan sedikit saja apa yang sedang terjadi, tentu dengan pemahaman dan pendapat saya sendiri, dan juga berasal dari referensi yang saya kumpulkan (Sejauh kepintaran otak saya yang tidak seberapa ini, hehe). Jadi, jangan coba-coba membaca spoiler berikut jika tidak mau kena bocoran isi film ini. So, pertama, apakah alien heptapod itu berniat jahat? Jelas jawabannya tidak! Justru kehadiran heptapod itu untuk membantu para manusia, sekaligus meminta sebuah bantuan kepada manusia. Salah satu alien heptapod telah menjelaskan bahwa selama 3000-an Tahun sudah mereka telah membantu kelangsungan hidup manusia hingga saat ini, jelas dalam dialog saat Louise dikirim sendirian oleh alien heptapod tersebut, kita sudah mengetahui misi dari alien tersebut datang ke bumi. Juga keinginan mereka untuk meminta bantuan kepada manusia, meski cerita film ini juga tidak menjelaskan permintaan tolong apa yang diinginkan oleh para heptapod kepada manusia.

Selain dari itu, sisi menariknya lagi, kedatangan para heptapod ini untuk mencegah terjadinya perpecahan diantara negara yang sedang memanas, makannya film ini juga membawa isu tentang konflik dan perseteruan negara yang terjadi dalam realita kehidupan nyata, dan cara alien untuk menyatukan negara adalah meletakkan 12 UFO pada tiap-tiap titik lokasi bumi yang berbeda. Dalam keadaan terancam sudah pasti setiap negara akan bersatu dalam melindungi bumi dari serangan alien.

Dan terakhir, kedatangan alien tersebut adalah untuk memberikan sebuah skill dan miracle kepada manusia, mereka secara tidak langsung mengajarkan pada manusia untuk mempelajari bahasa mereka sekaligus membaca tulisan circular. Manfaatnya? Sudah jelas bahwa siapapun yang menguasai dan memahami tulisan itu akan mempunyai kemampuan untuk melihat masa depan dan juga dapat merubahnya. Mungkin tampak rumit dan tampak tak masuk akal jika tidak dijelaskan secara rinci teori yang dikemukakan oleh film ini.

Kata kuncinya hanya dua untuk mengartikannya, pertama teori yang dikemukakan oleh Saphir-Whorf, bagaimana teori ini menjelaskan bahwa 'bahasa' bisa mempengaruhi pikiran seseorang. Kedua, pemahaman bahasa circular para alien heptapod yang tidak dipengaruhi oleh waktu (non-linear). Teori ini pula yang coba dikuatkan melalui seorang Louise Banks sebagai satu-satunya yang mengerti dan mengetahui arti tulisan circular milik alien tersebut. Dengan menguasai bahasa tersebut secara tidak langsung Louise bisa mengetahui masa depan suami dan anaknya, sebagai sequence twist film ini. Berdasarkan teori, bahasa diartikan bisa berpengaruh pada mental dan psikologis seseorang, seperti yang beberapa kali Ian tanyakan kepada Louise yang mempelajari bahasa alien, "Apakah kamu bermimpi tentang alien-alien tersebut?", "Jika kau mengerti bahasa mereka, maka kamu akan sama seperti alien-alien tersebut.".

Samar-samar secara halus Villeneuve memaparkan kondisi mental dan psikologis Louise, tentang munculnya buah pikiran soal anaknya yang mengidap penyakit kanker di masa depan. Dan itu terjadi pada saat Louise mulai memahami bahasa heptapod tersebut. Jika mendalami tata bahasa yang dimiliki alien tentang bagaimana alien heptapod tidak terpaut oleh waktu adalah, teori sederhana tentang pola lingkaran dalam bentuk tulisan alien tersebut sebagai simbol mengisyaratkan pola waktu yang tidak maju (non-linear), atau dalam artian tidak berawal dan berujung seperti sebuah circular. Tidak seperti manusia yang mengenal adanya masa lampau, masa sekarang dan masa lalu, atau bisa dikatakan linear (maju).

You May Also Like

0 Comments