REVIEW FILM: Before I Wake (2016)

by - Desember 09, 2016



Tahun 2016 ini Mike Flanagan selaku sutradara yang menangani film horor Oculus dan Absentia melakukan sebuah gebrakan dengan mengeluarkan tiga film horor sekaligus. Diantaranya adalah Hush, Ouija: Origin of Evil, dan Before I Wake. Nah diantara dua film lainnya yang saya anggap berhasil memberi esensi horor berkualitas bahkan salah satunya masuk dalam tangga box office, Before I Wake mungkin bukan film yang punya daya tarik dan tak terlalu berpengaruh buat penonton. Tapi, apakah hal itu juga karena pengaruh kualitas film itu sendiri?

Berkisah tentang dua orang tua Jessie (Kate Bosworth) dan Mark (Thomas Jane) yang baru saja kehilangan seorang anak akibat sebuah kecelakaan. Tentu anak semata wayangnya itu memberikan dampak kesedihan dan luka yang dalam bagi kedua orang tua ini. Hingga untuk menghilangkan kesedihan dan duka mereka mencoba move on dengan mengadopsi seorang anak yatim piatu bernama Cody (Jacob Tremblay) untuk menggantikan peran anak mereka. Cody sendiri merupakan anak yang cukup pintar dan menyukai yang namanya kupu-kupu. Tapi, sayangnya Cody mengalami gangguan tidur dan selalu terjaga di malam hari. Dihadapan Jessie dan Mark ia mengakui tentang seorang makhluk bernama Canker Man yang selalu muncul dan memakan manusia saat ia mencoba tidur. Mungkin hal itulah yang menyebabkan dirinya terus terjaga agar makhluk mengerikan tersebut tidak mengganggu dirinya dan kedua orang tua barunya.

Dengan pertanyaan yang saya paparkan di paragraf pertama tentang kualitas yang mempengaruhi daya tarik ternyata masuk akal ketika Before I Wake sebetulnya punya premis cerita yang menarik tapi Mike Flanagan tidak bisa mempersentasikan film horor dengan trik fantasinya menjadi sangat berantakan dan membingungkan. Jika saja Anda tidak membaca sinopsis film ini terlebih dahulu saya yakin banyak orang akan lebih kebingungan dengan alur cerita yang terasa sangat ambigu dan membingungkan. Beberapa elemen penting yang ingin disampaikan oleh Mike pun tak berjalan dengan baik. Apalagi ketika hal-hal seperti munculnya beberapa kali hantu anak Jessie dan Mark dan kupu-kupu aneh yang berterbangan di ruang keluarga terasa tidak cermat dan tidak jelas. Hal itu dikarenakan ketidak relevanan antara hal yang terjadi sesungguhnya apakah itu realitas, ilusi, ataukah mimpi, hingga pertanyaan-pertanyaan yang membuat begitu banyak kebinngungan tersebut berdampak pada cerita yang semakin lama semakin membosankan.

Bahkan untuk elemen horor dan jump scare film ini juga terasa hambar. Hal yang saya rasakan adalah begitu sedikitnya Before I Wake mencoba menakuti dan memberi rasa takut penontonnya. Bahkan gangguan-gangguan kecil yang dialami oleh Jessie dan Mark tak benar-benar memberikan efek takut bagi para penghuninya dan justru hal terjadi sebaliknya, mereka berdua malah menjadi terkesan dengan apa yang terjadi dengan keanehan-keanehan yang mereka alami. Bukannya takut, malah mereka memanfaatkan Cody untuk membuat mereka bertemu dengan anaknya yang telah meninggal.

Bahkan saya tak begitu melihat ikatan batin antara Jessie-Mark dan anak barunya Cody. Yang terjadi justru konflik-konflik yang dimunculkan Mike Flanagan begitu konyol dan sedikit mengesalkan. Apalagi karakter Jessie yang semakin lama keinginannya semakin tidak masuk akal dan absurd. Bahkan ketika Before I Wake diakhiri dengan sebuah konklusi mengejutkan pun saya cuma bisa berkata, "Oh, begitu...". Karena alur ceritanya yang semakin lama semakin melelahkan untuk terus dihadapkan dengan sebuah cerita dangkal sampai akhir. Membuat kejutan di akhir film ini menjadi tidak maksimal.

Dengan melihat dibalik tiga film yang diusung Mike Flanagan tahun 2016, Before I Wake adalah yang paling buruk. Mungkin bukan pada premis ceritanya yang sebetulnya buat saya cukup menarik dengan campuran tema fantasinya, bagaimana sebuah mimpi indah dan mimpi buruk bisa menjadi kenyataan. Tapi sayangnya persentasi yang buruk, dialog-dialog rancu, horor yang dangkal, serta konsep cerita yang kurang tergali. Membuat Before I Wake tidak mempunyai daya tarik sebagai horor berkualitas. Apalagi poster film ini juga saya merasa agak kurang menjual. Tapi, hal yang yang masih kita garis bawahi, setidaknya Mike Flanagan masih berhasil dengan kedua filmnya yang sama-sama mengusung tema horor di tahun 2016. Jadi, tentu kita masih bisa menikmati film lainnya yang tentunya jauh lebih berbobot.

You May Also Like

0 Comments