REVIEW FILM: Fantastic Beasts and Where to Find Them (2016)

by - November 19, 2016



Berselang lima tahun dari film terakhir Harry Potter yang dirilis tahun 2011. Menonton Fantastic Beasts and Where to Find Them ini seperti obat rindu baik buat potterheads maupun normal fans seperti saya. Mendapuk kembali David Yates yang telah berhasil membawa empat film terakhirnya Harry Potter and the Order of the Phoenix, Harry Potter and the Half-Blood Prince, Harry Potter and the Deathly Hallows (Part 1, 2) untuk dipercayai menangani kembali dunia imajinasi magis dan liar sang penulis terkenal J.K. Rowling. Fantastic Beasts sendiri merupakan adaptasi dari novel yang sudah lama dirilis Rowling pada tahun 2001. Usut punya usut Fantastic Beasts and Where to Find Theme pernah muncul di adegan film Harry Potter dan merupakan salah satu textbook yang dipakai Harry Potter untuk belajar dan mendalami ilmu sihir di sekolah Hogwarts. Dan pengarang textbook itu sendiri ialah tokoh utama film ini, Newt Scamander. Seorang ahli sihir dibidang Magizoologist (orang yag ahli dibidang hewan-hewan ajaib) yang juga cukup terkenal dan berpengaruh sama seperti Albus Dumbledore.

Di tahun 1926, Newt Scamandaer (Eddie Redmayne) datang ke kota New York dengan menenteng sebuah koper yang berisikan hewan-hewan ajaib yang ia temukan dari hasil berkeliling dunia. Sialnya tanpa sengaja koper yang ia bawa tertukar dengan koper salah seorang no-maj (no magic, manusia yang tak bisa sihir, bila di film Harry Potter sama dengan muggle) bernama Jacob Kowalski (Dan Fogler). Sehingga membuat hewan-hewan tersebut terlepas dan kabur ke dalam kota. Kejadian tersebut disaksikan oleh seorang agen pemerintahan kota sihir, Porpentina Goldstein/Tina (Katherine Waterston) dan segera menahan Newt dan membawanya ke pusat pemerintahan sihir kota New York karena dituduh sengaja melepaskan hewan-hewan ajaib itu agar terjadi kekacauan dan usaha mengungkapkan dunia sihir kepada no-maj. Disaat yang sama kota pun sedang dalam keadaan berbahaya karena mendapatkan ancaman serta serangan dari seorang penyihir jahat bernama Grindelwald.

Sepertinya bukan hal yang sulit lagi buat David Yates mengeksplorasi dunia sihir milik Rowling ketika ia sudah tahu caranya membangun kembali dunia fantasi yang sama seperti Harry Potter. Tentu saja dunia sihir yang begitu menakjubkan ini terasa sangat menyilaukan mata dan punya elemen magis yang benar-benar berhasil membuat decak kagum. Bahkan sesuai dengan judulnya makhluk-makhluk yang bermunculan di film inipun terus-menerus menebar ketakjuban dan keunikan luar biasa. Sebut saja satu makhluk unik bernama niffler mirip hewan platypus yang sangat suka mencuri mengambil barang-barang perhiasan begitu banyak dan mampu memasukkan semuanya kedalam kantung diperut layaknya Doraemon. Dan kemudian hewan-hewan yang tak kalah uniknya kemudian satu-persatu menunjukkan pesonanya.

Tidak hanya itu, cerita film ini terasa kian kompleks ketika ia tidak hanya fokus dengan usaha Newt untuk mengumpulkan kembali fantastic beasts yang kabur darinya. Tapi, ia juga harus berhadapan dengan pemerintahan sihir dikota itu yang juga mengancam dirinya termasuk teror dari penyihir jahat yang ada dikota itu. Tapi, sayangnya meski ia memiliki visual fantastis, meskipun juga pertama kalinya J.K. Rowling sebagai penggarap naskah film ini tidak cukup banyak berperan dalam menggarap kisahnya lebih menempel di ingatan. Nothing special, usaha untuk membuat kisah yang lebih seru dan intens, apalagi ketika ia punya twist, tapi tetap tidak membawa sebuah cerita yang lebih kuat.

Menempatkan empat orang digaris depan cerita namun saya tidak begitu banyak menemukan karakter yang terasa loveable. Bahkan tokoh utama yang diperankan Eddie Redmayne meski aktingnya cukup baik pun kurang mampu menggugah penonton dan perannya sendiri lebih dari sekedar apa adanya. Satu-satunya tokoh yang banyak memberikan perhatian justru Dan Fogler as Kowalski satu-satunya no-maj yang cukup memberi rasa manis. Ia bagai seorang agen penebar senyum tanpa harus banyak berdialog konyol dan cukup dengan mimik wajah sontoloyo nya ia memberi bumbu kisah roman lucu antara Kowalski dan Queenie Goldstein (Alison Sudol).

Fantastic Beasts and Where to Find Them memang sudah berhasil mengobati rasa rindu saya terhadap dunia magic Harry Potter. Memang tidak sefantastis apa yang diharapkan. Bahkan Yates sepertinya lupa untuk memberi sedikit gambaran pada penonton untuk lebih tertarik dan menimbulkan rasa penasaran selanjutnya pada film yang akan memiliki empat sekuel lagi ini. Membuatnya mudah dilupakan dalam waktu dekat. Tapi, meski begitu visual dunia sihir dan keajaiban dunia serta hewan fantastis ini telah berhasil memukau saya berkali-kali. Fantastis, magis, witty dan sweet.

You May Also Like

0 Comments