REVIEW FILM: Ran (1985)

by - Juli 16, 2013



Mengisahkan tentang seorang kaisar atau raja yang bernama Hidetora Ichimonji yang memiliki tiga orang anak laki-laki bernama Taro, Jiro, dan Saburo. Karena sudah dimakan usia, Ichimonji berniat untuk mundur dari jabatannya sebagai raja dan membagi daerah kekuasaannya kepada ketiga anaknya. Taro dan Jiro yang merupakan anak tertua dan kedua setuju dengan ide sang ayah dan mendukung ide tersebut. Tetapi sang bungsu , Saburo menertawakan ide ayahnya dan berkata sarkas kalau ide sang ayah hanya akan membawa kehancuran bagi kerajaannya.

Setelah menonton Seven Samurai pertama kali sebagai salah satu karya masterpiece Akira Kurosawa, Saya benar-benar kagum dengan format hitam putih dengan set gambar begitu sederhana namun kinerja cerita yang kuat dengan durasi tiga jam dan karakter yang sangat memorable. Akira Kurosawa memang salah satu sutradara dari negeri Sakura berkelas Internasional dengan totalitas karyanya yang luar biasa dan begitu diakui dunia. Kemudian, bertemulah Saya dengan karya satunya lagi yang telah mendapatkan penghargaan bergengsi yaitu memenangkan piala Oscar untuk kategori Best Costume Design. Lalu diikuti dengan nominasi-nominasi Oscar lainnya seperti Best Art Direction-Set Decoration, Best Cinematography dan Best Director.

Berkisah tentang Lord Hidetora Ichimonji sebagai klan terkuat di wilayahnya yang telah mengakui dirinya sudah tua dan tak mampu lagi memegang kekuasaan lalu menunjuk salah satu dari ketiga anaknya, Taro, Jiro dan Saburo, untuk memegang kendali penuh wilayah kekuasannya. Karena Taro sebagai anak tertua dari ketiganya maka Hidetora memilihnya untuk menggantikan posisinya. Jiro dan Taro begitu mendukung ide tersebut. Tapi, salah satu anaknya Saburo menentang tindakkan ayahnya yang dianggap terlalu cepat dan ceroboh mengambil keputusan. Akibat Hidetora yang tak suka akan sikap yang ditunjukkannya maka Ia mengusir Saburo dari kerajaan bersama dengan penasihatnya, Tango yang membela Saburo. Ternyata, setelah kejadian tersebut dan akibat mengangkat Taro menjadi Lord disitulah menjadi awal mula kekacauan yang akan terjadi menimpa kerajaan tersebut bahkan keluarga Ichimonji.

Berbau akan politik kekuasaan, Kurosawa sepertinya telah menceritakan sedetil mungkin cerita Ran dengan sangat kompleks. Bagaimana mungkin seorang anak begitu buta dan haus kekuasaan lalu mengusir bahkan berencana membunuh ayah kandung mereka sendiri? Tidak hanya cerita yang menarik dengan alur yang begitu lambat dan depressing tetapi bagaimana kisahnya sendiri begitu ironis dan mengangkat sifat buruk manusia kala diperdaya oleh hawa nafsu. Kisahnya sendiri sebenarnya diakui oleh Kurosawa sebagai film yang terinspirasi karya oleh karya legendaris William Shakespeare, "King Lear". Meski begitu Kurosawa sepertinya tak lupa menyisipkan pesan-pesan yang terkandung dalam cerita dengan dialog-dialog maupun karakteristik para tokoh.

Dengan budget $11,500,000, tidak hanya jalan cerita yang mumpuni tapi Kurosawa mampu memperlihatkan segala kemegahan tampilan visual yang epic dan indah. Lalu shot yang di ambilnya pun sangat brilliant dan sempurna. Apalagi dengan adegan pertempuran ketika pasukan melakukan penyerangan terhadap istana yang ditinggali Lord Hidetori, lalu terbakar oleh api menjadikan adegan itu sangat memorable. Lalu, para pemerannya pun tampil begitu mengesankan, apalagi Lord Hidetora (Tatsuya Nakadai) yang dengan dandanan dan makeup yang sanggup memunculkan aura menyeramkan dan suram tatkala dirinya menjadi depresi saat diusir oleh anak-anaknya sendiri.

Overall, Ran adalah salah satu aset masterpiece terbaik karya Kurosawa yang sampai saat ini tetap melegenda setelah apa yang Ia sajikan lewat Seven Samurai yang juga sama-sama melegenda. Tidak mudah dilupakan dan merupakan sajian yang begitu terasa sempurna. Ini adalah film klasik luar biasa Kurosawa dengan tema perang, politik, kepicikkan, hawa nafsu, kearoganan dan balas dendam yang sepertinya begitu kental akan busuknya hati manusia, dicampur menjadi satu-kesatuan yang akhirnya menciptakan Ran (kekacauan).

You May Also Like

1 Comments