REVIEW FILM: A Monster Calls (2016)

by - Oktober 21, 2016



Seperti film-film J.A. Bayona sebelumnya seperti (The Impossible) dan (The Orphanage). A Monster Calls pun mendapatkan perlakuan serupa, dimana ia lebih menitik beratkan sebuah konflik emosional dari sebuah keluarga antara orang tua dan anak. Dimana The Impossible lahir dari kisah nyata sebuah keluarga yang terpisah karena bencana tsunami dan The Orphanage yang bercerita tentang seorang ibu yang kehilangan putra angkatnya yang diduga diculik hantu di rumah bekas panti asuhan yang ditinggalinya.

Dan kali ini ia kembali menyutradarai sebuah film drama fantasi berjudul A Monster Calls, yang di adaptasi dari sebuah novel fantasi karya Patrick Ness. Bercerita seputar kehidupan Conor (Lewis MacDougal) yang dihadapkan pada ibunya (Felocity Jones) yang terkena penyakit dan juga harus menghadapi bully-an dari teman-teman di sekolahnya. Hingga suatu hari tepat pada pukul 12:07 muncul monster (Liam Neeson) yang berasal dari pohon di dekat rumahnya. Monster itupun mendekat  padanya dan akan mengatakan bahwa ia akan menceritakan 3 kisah cerita yang dialami monster tersebut, dan Conor pada cerita ke-4 nya harus menceritakan kisahnya sendiri pada monster tersebut.

REVIEW:
Walau bisa dibilang ceritanya sendiri berpusat pada Conor dan konflik latar belakang keluarganya. Bayona menempatkan sisi kelam pada kehidupan Conor. Disini kita akan melihat sebuah karakter introvert dan pemurung. Dimana karakter Conor itu sendiri telah digambarkan dengan sangat baik oleh Lewis MacDougall. Disini juga kita akan melihat bagaimana karakter seorang Conor yang begitu memperhatikan ibunya. Salah satu elemen terbaik dari film ini adalah bagaimana J.A. Bayona memperlakukan karakter Conor sendiri. Ia adalah salah satu karakter yang memiliki emosional yang rapuh.

Selain itu juga ada nama-nama casting yang sudah di akui aktingnya, seperti Felocity Jones dan Sigourney Weavey. Dimana mereka juga mampu tampil solid untuk melibatkan sebuah emosional para karakter antara hubungan Conor, ibu, dan neneknya dan terlebih lagi dengan ayahnya (Toby Kebbell). Mereka memiliki sebuah chemistry kuat yang sanggup membuatmu merasakan hubungan yang lebih intim dari sebuah keluarga. Ia tampil penuh emosional dan hangat.

Meski di awal film sempat keteteran dan film berjalan dengan tempo cerita yang lambat. Tapi, satu hal yang menarik dari film ini adalah penjabaran cerita utama dan beberapa cerita yang disampaikan dari sebuah dongeng sang monster. Meski memang terkesan adanya out of story. Tapi, nantinya ada keterkaitan pada cerita utama yang akan menjadi satu kesatuan cerita yang memiliki makna tentang kebaikan, pengakuan, dan kesendirian. Dan kemudian ditutup dengan klimaks yang terasa manis.

Dari segi visual sendiri, seperti yang Saya bilang. Ia digarap dengan elemen dark fantasy, dengan setting visual yang agak gelap dan juga sedikit creepy. Meski memang ia tidak tampil se blink-blink nya sebuah film fantasi milik Disney. Meski memang digarap dengan elemen gelap, namun masih tetap menyajikan elemen visual yang memanjakan mata. Dan lagi Liam Neeson (Pengisi Suara Monster) mampu menjadi dubbing yang semakin mempertegas sang monster dan sisi creepy saat kemunculannya berkali-kali.

OVERALL, A Monster Calls adalah upaya J.A. Bayona untuk menampilkan sisi emosional sebuah keluarga yang mengambil latar belakang seorang anak yang diahadapkan dalam kesedihan, kemurungan, dan rasa takutnya. Ia memiliki cerita yang gelap namun tetap memiliki banyak selipan makna kehidupan, karakterisasi, dan pengembangan kedewasaan. Ini adalah sebuah kisah yang manis dan juga sedikit menohok antara rasa takut seorang anak tentang kehilangan ibunya serta hubungannya dengan orang-orang disekitar yang begitu emosional dengan set visual fantasy yang dark.

You May Also Like

0 Comments