REVIEW FILM: Match Point (2005)

by - Juni 19, 2013



kehidupan mantan pemain tenis profesional Chris Wilton (Jonathan Rhys Meyers) berubah drastis seketika disaat ia bertemu, berkenalan dan menikahi Chloe (Emily Mortimer), adik perempuan dari sahabatnya, Tom Hewett (Matthew Goode) yang berasal dari keluarga kaya raya di London. Namun Chris terancam kehilangan segala yang dimilikinya ketika membiarkan dirinya terlibat perselingkuhan dengan seorang wanita cantik, Nola Rice (Scarlett Johansson) yang juga mantan kekasih Tom.

REVIEW (SPOILER ALERT!) :
Sayangilah orang yang mencintai kita dan bukanlah mengejar cinta yang lain karena nafsu yang besar kepada orang lain yang tak mencintai kita. Ya, itulah gambaran yang bisa saya dapat dari film ini, tragedi perselingkuhan yang terjadi di film ini memang bisa jadi contoh buat orang-orang yang memang hobinya menduakan perasaan yang nantinya perilaku mereka itu bakal menyerang diri mereka sendiri suatu hari nanti.

Saya tidak begitu tahu dengan karya-karya lain Woody Allen, mungkin Match Point adalah yang pertama bagi saya dan termasuk film romantis yang bisa Saya masukkan sebagai drama psikologis. Kenapa? yup, itu karena endingnya yang termasuk membuat saya terkejut dan tak menyangka bakal seperti ini akhir film ini. Yah, bisa disebut ending film ini mungkin Happy Ending atau bisa juga dikatakan Sad Ending, karena hal ini tergantung bagaimana Anda memaknai cerita film ini dengan baik atau dengan buruk.

Saya juga tidak begitu mempermasalahkan akting para aktor dan artis disini, apalagi dengan kehadiran Scarlett Johansson sebagai Nola Rice yang bisa memanjakan mata pria yang mungkin ia tak begitu tampil seksi tetapi beberapa adegannya dengan Jonathan Rhys Meyers yang membuat iri dan memorable buat Saya :P. Film Woody ini memang kental dengan nuansa yang sensual menurut Saya, karena beberapa adegan kissing para aktor-artis dan juga begitu seringnya adegan 'itu' dalam film ini.

Film romantis dengan paduan keindahan kota London menjadi background film ini memang menjadikannya nilai plus. Saya tidak begitu mempermasalahkan begitu banyak hal, hanya saja beberapa adegan yang Saya kira tidak perlu ditampilkan dan alurnya yang agak lambat.

Overall, film bertajuk romantis yang memang sepertinya lebih mengedepankan kegilaan perselingkuhan tetap menjadi film yang bagus menurut Saya, walau alurnya agak lambat tetapi unsur cerita yang menarik tidak perlu menjadi masalah besar dan Saya tetap menikmati film ini hingga akhir.

You May Also Like

1 Comments