Apakah Anime Naruto (Mengecewakan/Memuaskan?)

by - Oktober 31, 2017



Wah... Rasanya sudah lama sekali saya tidak menulis di blog tercinta ini, mungkin sudah hampir sebulan hiatus dan membuat blog ini kembali menganggur lama, ditambah blog saya sedang kehabisan domain dan belum diperbarui. Dalam mengisi masa hiatus singkat saya pada saat itu, saya coba menyibukkan diri dengan tontonan menarik yang berasal dari anime paling popular sejagad dunia, yang pasti siapapun sudah tak asing dengan nama yang akan saya sebutkan. Betul! "Naruto", dari buah karya mangaka terkenal Masashi Kishimoto yang baru saja tamat Maret 2017 lalu.

Dibalik hobi saya menonton film, diam-diam sebenarnya saya adalah seorang wibu yang hobi menonton anime, dan sejak kecil sebelum saya menyukai film-film Hollywood, anime dan manga lah yang paling melekat pertama kali dalam hidup saya dari sejak SD sampai sekarang. Mungkin rasanya aneh meski saya menyebut diri sebagai wibu, tapi kok baru sekarang saya merasa heboh dengan anime yang satu ini? Pertama, saya bukan fans Naruto, kedua, saya tak pernah menaruh hati untuk menonton anime satu ini kecuali memang pernah menonton anime-nya di TV lokal dan baca komik baik rental, beli sendiri, pinjam teman, atau baca online, tapi tak sampai serius dan tahu selak-beluk dari Naruto kecil hingga tamatnya.

Memang saya tak punya alasan khusus kecuali penasaran kenapa anime ini bisa digemari bahkan kepopulerannya menyamai anime legenda macam Dragon Ball, dan menganggapnya sebagai anime "sejuta umat". alasannya sederhana, tentu saja baik tukang ojek, teman sekolah, teman kampus, dosen, guru, maupun keluarga (ibu/bapak) saya yang memang bukan penggemar kartun/anime bisa tahu soal Naruto. Naruto adalah anime legenda yang hype dan popularitasnya sudah mendunia, bahkan pesepak bola kelas dunia, Eden Hazard pun bisa menjadi fans berat Naruto.


Di artikel ini saya tidak akan mereview anime Naruto, berpikir bahwa Episode Naruto sangat epik dan panjang yang mampu mencapai ratusan episode, bahkan dibagi dengan Naruto masa kecil dan Naruto remaja (Shippuden) sudah sangat menguras waktu dan pikiran. Mungkin saya hanya ingin mengemukakan opini saya setelah menghabiskan waktu saya menonton seluruh episode Naruto (kecuali filler tidak saya tonton), apakah Naruto termasuk anime mengecewakan ataukah memuaskan? Jika pertanyaan tersebut mampu menempatkan sekaligus jawaban kehebatan Naruto sebagai legenda manga/anime, maka jawaban saya setelah menonton Naruto mewakili dua perasaan antara puas dan kecewa.

Dibandingkan kepuasan, Manga terkenal dari "Shounen Jump" ini jauh lebih banyak memberi kekecewaan besar. Kenapa? Tentu saja filler yang bertaburan, meski saya bisa melewati filler (kisah cerita tambahan yang tidak ada di manga original), tak peduli berapa kali saya lewati, gangguan filler ini tetap mengacaukan pikiran dan plot cerita. Tidak peduli penempatannya yang kadang bercampur dengan "Canon" (istilah untuk cerita manga dari original) dalam satu episode sudah sangat mengganggu. Terlebih lagi flashback yang kadang terlalu panjang dan menghabiskan separuh bahkan seluruh episode yang tak lebih hanya flashback pengulangan yang tak lagi memberlakukan norma kesopanan dalam cerita semakin membebani cerita untuk dinikmati. Dan gangguan filler ini semakin mengaduk-aduk emosi saya saat perang ninja ke-4 sebagai linimasa Naruto tidak lagi bersopan santun, mengakibatkan inkonsisten cerita dan impact emosional yang saya rasakan di anime ini. Dan kekecewaan terbesar saya adalah, akhir cerita Naruto tidak lagi semurni cerita manga, yang harus berkutat dengan cerita membosankan dalam kedamaian dan pernikahan para karakternya, hingga episode ditutup tidak semestinya dan jauh dari konklusi akhir yang sebetulnya menggantikan perwujudan impian Naruto untuk menjadi Hokage tidak pernah hadir di anime ini.

Buruknya lagi, kemunculan Kaguya Otsotsuki, Hagoromo, Rikudou Sennin, bahkan istilah "reinkarnasi" anak Rikudou Sennin, Indra dan Ashura dalam diri Naruto dan Sasuke terkesan dipaksakan. Seolah Masashi Kishimoto tak peduli pengembangan karakter, atau menjadikan Madara Uchiha sebagai villain terakhir untuk dikalahkan digantikan oleh karakter baru dikenal, Kaguya yang tampil sama sekali tidak menarik sebagai musuh terakhir yang dihadapi. Kengerian diatas kengerian yang coba ditampilkan terlalu dangkal. Jujur saja saya sebelum Kaguya muncul, muncul beragam hal mengaduk emosi saya baik perasaan, keseruan, bahkan ketegangan melihat musuh yang semakin kuat dan mustahil dikalahkan semakin membuat rasa penasaran akan aksi Naruto di medan pertempuran bersama rekan-rekan Shinobi-nya. Banyak sekali hal-hal menyenangkan di Naruto, pengembangan karakter, desain menarik dan luar biasa, cerita yang kadang emosional dan seru, dan tidak sedikit jutsu-jutsu di Naruto semakin menggila dan menarik saya terus untuk menonton tiap episode Naruto.


Saya sebetulnya mengerti kenapa anime ini bisa dengan mudah melenggang dalam ketenaran, karena ada yang namanya "feel" yang sempurna mampu ditampilkan Naruto baik dalam karakterisasi, pengenalan dunia dan cerita, ditambah desain karakter yang otentik yang tidak mampu disaingi oleh anime/manga lainnya. Hanya saja jika saya membandingkan antara Fullmetal Alchemist dan Hunter X Hunter, Naruto terlampau overrated jika dikatakan sebagai anime legenda. Banyak hal yang terasa rancu, bahkan ada plot hole yang bahkan dapat mengganggu keseimbangan cerita. Apalagi kekecewaan ini hadir karena kesalahan studio animasinya yang sepertinya hendak mengejar rating, atau mungkin memberikan pesona berbeda dari manga-nya. Saya rasa tidak juga, karena banyak juga adaptasi manga, sangat murni mengadaptasi keseluruhan cerita. Tapi, anime Naruto, meski saya sebetulnya masih memaklumi kemunculan Kaguya, tapi anime ini jauh dari kata memuaskan, meski tidak sedikit saya terhibur, menangis, terharu, bahkan tertawa dengan anime yang satu ini. Selama 15 Tahun menemani penonton terutama fans di Indonesia.

Sebetulnya, masih banyak hal yang ingin saya sampaikan soal Naruto apalagi kekurangan dan kelebihan Naruto masih banyak belum disampaikan, berhubung saya tidak mau terlalu panjang membahasnya disini. Mungkin di artikel lainnya akan saya bahas lebih lanjut terkait hal lebih spesifik semisal soundtrack opening dan ending Naruto yang tak saya duga ternyata keren dan enak untuk didengar.

Dan untuk yang ingin coba menonton anime Naruto ini terutama yang sama sekali belum pernah tahu, sebaiknya untuk berpikir ulang untuk mencoba menonton anime ini, kecuali kamu memang penasaran seperti saya dan tanggung resikonya jika akhirnya anda sendiri kecewa akan hasil akhirnya. Tapi, dilain itu anime ini tetap memberi kesan berarti dan sangat membekas, banyak hal keren terjadi di Naruto. Dan bagi yang mau menonton Naruto tanpa filler jangan takut, situs ini bisa membantu Anda menyeleksi yang mana Filler dan mana Canon, cek disini.

Overall, Naruto memang anime yang menyenangkan, mampu membuat saya bertahan sampai akhir adalah bukti nyata bahwa anime ini memang mampu mengunci pikiran saya, tapi terlalu banyak hal mengecewakan, terlalu banyak, studio anime-lah yang harus dipersalahkan, kenapa anime ini menjadi sangat buruk dan terlalu buruk untuk menjadi eksis. Beberapa kesalahan manga yang masih bisa dimaklumi, diperburuk oleh kesan anime yang terlalu banyak filler sampah dan akhir yang antiklimaks.

You May Also Like

0 Comments