4 Kelemahan Christopher Nolan dalam Menggarap Film

by - Agustus 11, 2017


Banyak yang bilang sutradara dengan nama lengkap "Christopher Edward Nolan" ini bak "Albert Einstein"-nya Hollywood, ngarang ya? :LOL Tapi, kenyataannya banyak orang yang menganggap sutradara yang lahir di London, Inggris tahun 30 Juli 1970 ini kerap pintar meracik film-film extraordinary dengan plot yang ibaratnya sama dengan rumus matematika, rumit! Bukan hanya itu saja, terbilang caranya membangun konsep semisal dua filmnya yang paling fenomenal, "Memento" dan "Inception" merupakan konsep yang terbilang otentik dan sepertinya tidak banyak orang sanggup membuat film-film semacam itu secara konsisten. Diantaranya hal-hal yang sering dipuji dan digilai oleh para fanboys (termasuk saya) adalah Nolan itu banyak sekali memainkan narasi manipulatif dan juga timeline "non-linear" di dalam karya-karya anti-mainstream-nya, termasuk ranah cerita historik, "Dunkirk".

Tapi, tiada gading yang tak retak. Sehebat dan sejenius apapun Nolan ia tetap memiliki celah yang tidak bisa ditutup-tutupi dari penglihatan para kritikus dan pengamat film. Diakui sebagai sutradara paling berpengaruh abad 21 dan terbaik yang pernah ada, sebenarnya beberapa kelemahan terbesar Nolan mulai terasa akhir-akhir ini setelah saya menyaksikan Dunkirk. Dan mungkin apa yang saya pikirkan ini tidak jauh berbeda dengan apa yang segelintir orang yang percaya bahwa Nolan tidaklah sehebat yang kita duga.


1.  Minim Emosi dan Chemistry
Pernahkah kamu terlibat dengan adegan merenyuh hati dan membuat emosimu meluap-luap di film Nolan? Jawabnya, not! Kamu masih ingat adegan (Ups, Spoiler!) Batman yang harus berpacu dengan waktu saat mau menolong Rachel Dawes yang disekap diantara gentong berisi bensin yang siap meledak, kematiannya itu trigger konflik terbesar yang saya rasa menjadi semacam kekacauan dan perubahan puncak terbesar dalam film The Dark Knight. Tapi, sayangnya ini agak meh! mungkin saya melihat ini sebagai plot manipulatif dan twisty dari Nolan, tapi tidak dengan emosi personal yang mengikat saya lebih erat untuk bersimpati lebih besar baik dari apa yang dirasakan oleh Batman, Harvey Dent, maupun Rachel. Adegan lainnya hubungan skeptis dan membingungkan antara Catwoman dan Batman itu sebagai partner atau kekasih? juga kedekatan alter ego Bruce Wayne dan Miranda Tate di film TDKR, tampak chemistry yang dibuat dalam film ini sengaja ditiadakan Nolan, diluar konteks ketertarikkan yang lebih intens yang rasanya memang tidak lagi saya pedulikan.


2. Terlalu Rumit
Saya yakin tidak ada orang yang sanggup menonton film Nolan hanya dengan sekali tonton. Nolan itu complex, tidak usual, tapi karena terlalu terobsesi dengan kejeniusannya, Nolan menghilangkan impresi awal saat kita menonton filmnya. Bagaikan menyambung benang merah yang terputus, Nolan memaksa kita 'belajar' tentang konsepnya lebih dalam dan tidak hanya sekali, tapi berkali-kali agar kita mengerti maunya apa sutradara ini. Sama seperti konsep 5 dimensinya di "Interstellar" awalnya terasa absurd dan sulit dimengerti kenapa bisa begini kenapa bisa begitu, bahkan para saintis pun menganggap perjalanan angkasa Cooper dkk menyimpang dengan teori relativitas yang ada. Selain itu, kebanyakan film Nolan juga menggunakan alur non-linear yang membingungkan. Sehingga kategori film Nolan ini terasa terlampau rumit, membingungkan, tidak bisa dianalisa langsung, dan relatif sulit menikmati filmnya dengan mudah. Dan barangkali bagi yang menontonnya di bioskop, ini bisa menjadi ladang keuntungan besar Nolan karena memaksa penontonnya membayar tiket ganda hanya karena penasaran dan tak mengerti apa yang dia tonton (tapi bagus). Entah ini memang trik yang disengaja Nolan untuk meraup keuntungan berlipat-lipat atau semata-mata memang untuk membuat otak penontonnya yang biasa ini menjadi migrain.


3. Aksi fighting dan Stunt kurang bergairah
Hal yang paling saya rasakan dalam remeh-temeh Nolan dalam menyajikan film yang menarik adalah kualitas aksinya yang tidak seru. Bisa dilihat saat adegan adu jotos Bane dan Batman di saluran air bawah tanah tidak terlalu asyik jika dipandang sebagai film action superhero. Boleh jadi Bane itu terlalu kuat dalam hal fisik dibanding Batman, bahkan adegan mematahkan tulang Batman itu terbilang 'kerenyes'. Tapi, sayang ini tidak seasyik film-film Marvel yang menampilkan gelora aksi yang jauh lebih bombastis seperti adegan gila-gilaan yang meruntuhkan hampir separuh kota akibat pertarungan sengit Hulkbuster Iron Man dengan Hulk di bawah pengaruh Scarlett Witch. Ya, mungkin saya tahu kalau Nolan itu realistis dan juga ogah memakai CGI berlebihan, tapi sayang realistisnya itu justru tidak serealistis yang penonton inginkan. Akibatnya tampak di film Dunkirk, No blood, no gory, no flesh padahal ini adalah film perang yang pasti banyak brutalisme seperti film-film perang lainnya. Tapi, impresi karena hilangnya sentuhan tanpa menggunakan berbagai efek CGI dan efek brutal, meski patut dipuji tapi fighting experience-nya jadi terasa hilang.


4. Terlalu Dark
Selain karena ciri khas, Nolan memang ogah membuat filmnya lebih ringan dengan menyelipkan sebuah komedi sarkas atau satire agar ceritanya jauh lebih fresh. Tak ada kesempatan buat kita untuk sejenak memberi kesenangan dan senyuman kala kita merasakan sebuah kenikmatan yang mixed, tapi sayang Nolan jauh lebih mengedepankan esensi untuk membuat penontonnya penuh konsentrasi, serius menyaksikan dan depresi di dalam filmnya. Memang tidak perlu ada komedi, tapi setidaknya jangan sampai setiap adegan kita dijejali plot serius apalagi berbagai teori ngejlimet yang dibahas pertengahan cerita dan lagi kurang memanfaatkan ruang kebebasan penonton untuk menikmati entah personal karakter, problematika hubungan, atau apa saja lah, selain harus terus tenggelam dalam cerita dan plot sebagai impresi utama.


Ya begitu saja pendapat saya soal Christopher Nolan dari sisi kelemahannya dalam menggarap sebuah film. Ini sebenarnya hanya opini saja jika ada yang tidak setuju ya monggo beri komentar, karena saya disini tidak bermaksud menjelekkan si sutradara, toh Nolan juga salah satu sutradara favorit saya, karena ya kelebihan Nolan dalam membuat film justru jauh lebih banyak dari kelemahannya yang cuman 4 point. Hanya saja saya sering mendengar istilah fansboy Nolan diantara kalangan netizen, jadi akhirnya saya tertarik untuk membuat artikel ini untuk mengungkapkan sedikit isi hati para kontra-Nolan.

You May Also Like

3 Comments

  1. untuk adegan fighting nolan emang membuat serealistis mungkin, selain itu dia juga lebih menyukai practical effect dibandingkan CGI. trilogi TDK adalah contoh indahnya practical effect...

    BalasHapus
  2. Tapi ko filmnya masuk top250 movie semua ya ? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di imdb top250:
      m.imdb.com/chart/top/

      Hapus