REVIEW FILM: Imperium (2016)

by - Oktober 26, 2016



Film ini diambil dari kisah nyata yang pernah dialami Michael German. Mencertikan seorang agen FBI bernama Nate Foster (Daniel Radcliffe). Setelah membatalkan perencanaan bom yang terjadi di sebuah kota, kemudian Nate harus melakukan penyamaran sekaligus penyelidikan rahasia untuk mengungkap dalang sebenarnya dari rencana pemboman tersebut. Angela Zamparo (Toni Collette) yang juga salah satu agen FBI meyakini bahwa yang melakukan hal tersebut adalah teroris lokal. Yaitu mereka yang dikenal dengan nama kelompok/geng skinhead. Mereka adalah orang-orang yang membudayakan aksi rasisme dan brutalisme. Melakukan aksi demonstrasi jalanan bahkan diyakini mereka akan membentuk dan menyebarkan kelompok yang lebih besar lagi. Maka dari itu melihat kemampuan komunikasi dan kecerdasannya, Angela meminta Nate untuk melakukan pekerjaan penuh bahaya dan beresiko demi mengungkapkan rencana jahat tersebut dan mendapatkan bukti.

REVIEW:
Setelah melepaskan dirinya dari tokoh penyihir cilik yang telah membuatnya terkenal selama lebih dari 1 dekade. Sepertinya Daniel Radcliffe ingin menunjukkan diri bahwa aktingnya tidaklah sebatas menjadi Harry Potter saja. Dan terbukti, Daniel telah menunjukkan kemampuan aktingnya di salah satu film besutan Daniel Ragussis berjudul Imperium ini. Pesonanya terlihat jelas kala ia memerankan penyamaran agen FBI sebagai anggota skinhead yang menganut paham Neo Nazi tersebut. Dengan kepala botak dan dandanan ala anak punk Daniel membawa pesona yang lebih berani dan garang di film ini. Selain Daniel Radcliffe, adapula Toni Collette yang juga mengisi bagian dari film ini sebagai partner Daniel.

Selain akting Daniel yang memukau di film ini. Bagian ceritanya sendiri mengambil sudut pandang sebuah subkultur skinhead yang telah membudaya di negara Inggris bahkan Amerika. Walau mungkin tidak banyak yang tahu mengenai budaya yang tengah berkembang sejak tahun 1980-an. Tapi, di film ini Daniel Ragussis menunjukkan beberapa karakteristik para anggota skinhead seperti penampilan ala anak punk, kepala yang dicukur, penyuka musik-musik keras, rasisme, dan juga ketika salah satu film yang memperlihatkan sosok skinhead secara brutal dan sadis di film (The Green Room), dirilis di tahun yang sama.

Meski tidak sengeri The Green Room. Imperium lebih menekankan pada drama psikologis yang di emban sang karakter utama. Disini kita akan dibawa kepada karakter Nate Foster yang mencoba mengemban sebuah misi penting dan tentu saja berbahaya. Selain menyamar ia juga harus belajar tentang latar belakang skinhead dan pemahaman mereka tentang idealisme Adolf Hitler. Tugas yang dia emban pun tidak sampai disitu, Nate juga harus pandai berkomunikasi dan juga harus mampu mendekati pemimpin dari geng tersebut. Dengan balutan politik dan mata-mata ini Daniel Ragussis mencoba menebarkan teror psikologis yang lebih ringan, namun mampu bermain cukup cerdas dan emosional.

OVERALL, Imperium merupakan sajian drama psikologis yang mengambil kisah latar belakang sebuah subkultur budaya skinhead secara mendalam dengan balutan politik dan mata-mata, ia ringan namun tetap bermain cukup cerdas dan emosional. Dibantu performa akting Daniel Radcliffe yang tidak saja mempesona tapi membuang semua pernak-pernik karakter Harry Potter yang melekat padanya selama ini, membuktikan kemampuan aktingnya di Imperium dengan lebih berani dan lebih garang.

You May Also Like

0 Comments