REVIEW FILM: Macbeth (2015)

by - Oktober 03, 2016



Shakespare? Saya nggak kenal shakespeare atau semacamnya? Tapi, kali ini Saya akan membahas soal film yang di adaptasi dari karya Shakespeare yang melegenda itu.

Terjadi sebuah sabotase kepemimpinan raja dataran Skotlandia oleh seorang ksatria yang sebetulnya sangat dipercaya oleh rajanya sendiri dalam setiap perang karena dia hebat. Ksatria itu bernama Macbeth (Michael Fassbander, broo...! Uyeaah...). Setelah perang dimenangkan olehnya ia didatangi oleh sekelompok wanita-wanita aneh yang dijuluki penyihir atau peramal atau apalah (entah ini kok mereka tiba-tiba nongol di lokasi perang?? Ambigu banget...). Mereka mengatakan pada si Macbeth tersebut dimasa depan ia bakal menjadi pemimpin kerajaan alias menjadi raja...

Wapahhh!!? dan si Bender ehhh, maksud Saya si Macbeth merasa sedikit mempercayai kata-kata penyihir itu.

Yah...bener... mulailah otak jahat Macbeth muncul... Demi ambisi dan kepercayaannya pada mulut si penyihir. Ia mulai melakukan kejahatan pada rajanya sendiri, yaitu berencana membunuh si raja dan menggantikan perannya menduduki singgasana.

Bersama istrinya yang sama jahatnya (Marrion Cotillard), mendukung sepenuhnya dan malah membujuk-bujuk supaya si suami berani melakukan pembunuhan itu.

REVIEW:
Bisa kita lihat ambisi besar akan membuat orang menghalalkan segala cara...
Dari perubahan besar seorang ksatria panutan dan terpercaya bisa berubah menjadi iblis kejam...
Demi ambisi kekuasaan dan juga bisikan bisikan maut.

Lihat saja apa yang terjadi setelah Macbeth menduduki posisi raja, bukanlah kebahagiaan dan kegembiraan. Malah yang terjadi parno terhadap keadaan, seolah-olah jalan yang diambilnya itu salah, setiap orang yang ia tatap seperti mengetahui apa yang telah ia lakukan. Padahal semua itu hanya rasa takut berlebihan. Bahkan kekejaman sang raja baru ini semakin berlanjut.

Cerita memang udah lama banget.. udah berabad-abad lampau. Bahkan sebelum Albert Einstein ada.. Wkwkwk... (Apa hubungannya? dafuq..)

Jika kamu penyuka film kerajaan-kerajaan mungkin lumayan cocok buat kamu, karena dari segi visual udah lumayan manteb lah... karena ia bisa mengambil sudut demi sudut alam Skotlandia...

Tapi, jika kamu bukan penyuka film yang kebanyakan dialognya berisi puisi bla, bla bla, ala drama panggung... Silahkan saja...

Tapi, jika kamu berharap adegan baku hantam ala pedang-pedangan atau kalau kamu pernah menonton Game of Thrones, jangan harap deh... ceritanya buat Saya sih lumayan, tapi untuk dialog-dialog ngejelimet di film ini Saya rasa Saya dah nyerah dengan otak Saya...

Film ini antara susah dan mudah untuk ditonton...

Susahnya itu gaya bahasa film ini.. Kecuali kamu pecinta sastra-sastra lama, atau juga kamu itu anak Sastrawan... Kalo ga ngerti puisi nyerah aja deh...

Mudahnya itu ceritanya ga terlalu rumit.. kalau kamu sanggup mengabaikan gaya bahasanya dan fokus sama kegilaan si Macbeth sebagai raja baru. Silahkan aja, karena akting si Fassy ini ga usah diraguin lagi, apalagi ada si nyonya menyebalkan Marion Cottilard yang juga udah banyak ngebantu meramaikan suasana.

OVERALL, Saya ga terlalu-terlalu yakin ngasih nih film score yang besar, terlebih karena kurang nyamannya Saya nonton film ini sampai habis. Rasa frustasi Saya makin besar dengan gaya bicara dan bahasa film ini (ga! ga! ga kuat!).

You May Also Like

0 Comments